
Relawan PMI Kota Bukittinggi saat memasukkan jenazah ke dalam kendaraan ambulance
Bukittinggi, Khazanah- Dalam evakuasi korban pendaki gunung marapi yang terdampak erupsi gunung marapi Sumatera Barat, relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bukittinggi sebanyak 20 orang yang dikomandoi Ahmad Jais kepala markas dan tiga kendaraan ambulance serta kendaraan roda dua trabas bergerak ke lokasi bencana.
Dijelaskan Ahmad Jais, Senin (4/12) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018, tentang PMI membantu program Pemerintah Kabupaten Kota bidang kemanusiaan. PMI Kota Bukittinggi bergerak tanpa batas dalam pertolongan, dengan hastag “PMI Siap Bantu”, PMI Bersama Untuk Kemanusiaan dalam membantu korban musibah bencana alam maupun bencana non alam.
Dalam pergerakan kemanusiaan membantu dan menolong korban pendaki gunung marapi akibat erupsi Gunung Marapi, Minggu (4/12), relawan PMI Kota Bukittinggi yang bergabung dengan BPBD, Tim SAR, Tagana. Dengan kesigapan relawan PMI Kota Bukittinggi sedang melakukan evakuasi korban pendaki gunung untuk dibawa ke bawah.
Pada evakuasi tersebut, korban pendaki gunung tiga orang yang masuk daftar hitam (MD) dimasukkan kedalam kantong jenazah untuk dibawa langsung ke Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Kota Bukittinggi dengan kendaraan ambulance. saat berita ini dibuat, evakuasi masih berlangsung karena korban yang lainnya belum ditemukan. Jadi tiga orang korban pendaki gunung yang masuk daftar hitam (MD) dan yang yang lainnya belum dapat dipastikan, sedangkan korban yang selamat untuk dibawa turun kebawah sebanyak tujuh orang, jelasnya.
Adapun korban pertama tiba sekitar pukul 17.39 WIB dengan menggunakan ambulance PMI Kota Bukittinggi, korban kedua tiba sekitar pukul 18.00 WIB dan korban ketiga tiba pukul 18.13 WIB. Saat tiba di RSAM, korban yang telah terbungkus dalam kantong mayat langsung menuju ruangan Instalasi Forensik dan Medikolegal.
Dalam ruangan Instalasi Forensik dan Medikolegal hanya tim medis dan tim terkait lainnya, sedangkan pihak keluarga korban hanya boleh masuk satu persatu untuk memastikan apakah korban itu adalah anggota keluarganya, ungkap Ahmad Jais. (Iwin SB)