Relawan PMI Tanpa Pamrih Membantu dan Menolong Kemanusiaan

Selasa, 26 September 2023 : September 26, 2023

 

Bayan sedang memberikan pelatihan kepalangmerahan di kampus politeknik Payakumbuh

Bukittinggi, winsbnews- Bayan seorang pemuda yang tidak asing lagi dikalangan kawan-kawan relawan di markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bukittinggi, pasalnya jika kawan-kawan relawan duduk-duduk sambil minum kopi, teh dan minuman lainnya begitu juga makan di kedai kopinya yang terletak disamping Unit Donor Darah (UDD) Syahrial Leman satu lokasi dengan markas PMI Kota Bukittinggi dan juga di samping gedung KONI. Daerah ini sangat strategis sekitar 100 meter dari jalan A.Rivai Kota Bukittinggi.

Dalam kehidupan harus didukung dengan keahlian dan kemahiran mengelola usaha, Bayan anak ke 4 dari 5 bersaudara membuka kedai kopi untuk penghidupan sebagai wirausaha di bidang kuliner, Alhamdulillah dari pendapatan di kedai kopi tersebut cukup untuk kehidupan dan juga untuk perputaran belanja persediaan selanjutnya.

Di kedai kopi inilah kawan-kawan relawan tempat berkumpul sambil minum dan makan serta saling bercerita dan berkelakar melepas lelah, Bayan sangat akrab di pergaulan dengan kawan-kawan relawan. Kebetulan juga saudara kandungnya Sutaik adalah relawan PMI Kota Bukittinggi pada masa tersebut, dan kini sudah tidak lagi menjadi relawan PMI Kota Bukittinggi.

Bayan relawan PMI Kota Bukittinggi


Bayan mempunyai prinsip dalam kehidupan yang tentunya ada perubahan untuk masa depan, artinya langkah-langkah kehidupan harus diperhitungkan, salah langkah akan membuat fatal. Dikarenakan banyak kawan-kawan relawan menjadikan keinginan Bayan menjadi relawan PMI Kota Bukittinggi.

Kisah awal Bayan tertarik menjadi seorang relawan PMI Kota Bukittinggi bukannya terpengaruh atau dipengaruhi, tapi bergabung menjadi relawan PMI Kota Bukittinggi tahun 2015 karena panggilan hati.

Bayan melihat relawan PMI Kota Bukittinggi mempunyai jiwa sosialnya sangat tinggi dalam membantu dan menolong sesama manusia dan tidak hanya manusia saja, hewan pun yang kemalangan, turut dibantunya oleh relawan PMI Kota Bukittinggi. Relawan juga mengatasi jika adanya gangguan hewan yang membahayakan, seperti ular, labah dan hewan lainnya.

Kemudian adanya terjadi kebakaran atau kecelakaan lalu lintas, relawan PMI Kota Bukittinggi turut membantunya sebatas penanganan pertolongan pertama jiwa kemanusiaan sebelum dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Begitu pun jika ada orang yang akan melahirkan atau mengantarkan pasien ke rumah sakit dan sebaliknya, relawan dengan timnya langsung mengantarkannya dengan kendaraan ambulance. Untuk orang meninggal dunia, relawan PMI Kota Bukittinggi mengantarkan jenazah ke pemakaman

Dan juga jika ada bencana alam, relawan PMI Kota Bukittinggi dengan tim penyelamatan (rescue) melakukan gerak cepat tanpa dikomando. Relawan-relawan PMI Kota Bukittinggi dalam menjalankan tugas kemanusiaan memang sangat sigap dan cekatan selama 24 jam secara piket.

Kata Bayan, kita membantu dan menolong dalam suatu bencana, betul-betul nyata menolong dan membantu bukannya ada sesuatu dibalik tersebut. Inilah yang membuat tertarik bergabung menjadi relawan PMI Kota Bukittinggi dalam bentuk kemanusiaan dengan dasar niat yang tulus dan tanpa pamrih.

Relawan sukarela, ini artinya mengerjakan dalam menolong dan membantu kemanusian atau yang berhubungan tugas dengan suka dan rela, karena kita suka maka kita rela sepenuh hati dan sebaliknya jika kita tidak suka, maka kita tidak rela atau ikhlas, ini akan sia-sia yang kita kerjakan.

Disinkronkan dengan beribadah, relawan-relawan PMI Kota Bukittinggi dalam menjalankan misi kemanusiaan itu ibadah. Karena kita menolong dan membantu kemanusiaan atau lainnya adalah merupakan ibadah, jadi ibadah itu tidak hanya dengan melakukan kegiatan sakral saja.

Tapi selain itu pemahaman ibadah itu luas jangkauannya, pada relawan-relawan PMI Kota Bukittinggi juga melakukan “Berwaqaf tenaga, Bersedekah waktu dan Berinfak Uang.”

Setelah Bayan bergabung tahun 2015 menjadi relawan PMI Kota Bukittinggi, tiga tahun kemudian, pada tahun 2018 beranjak menjadi Korps Sukarela (KSR) relawan PMI Kota Bukittinggi dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan pelatih yang telah berpengalaman.

Menjadi relawan PMI Kota Bukittinggi bukanlah tujuan untuk bekerja guna kehidupan, karena relawan di PMI sendiri bukanlah tempat bekerja sebagai mencari kehidupan. Sebab dilihat untuk taraf kehidupan mungkin tidak mencukupi. Jadi jika dibandingkan relawan yang bertugas kemanusiaan dengan bekerja di tempat lain sangat berbeda.

Relawan itu tidak digaji layaknya pekerja di kantor atau tempat lainnya, tapi dalam pendapatan yang diperoleh di PMI Kota Bukittinggi dengan sistem perdim per satu kali piket dan diberikan sebagai jasa di akhir bulan. Hasil pendapatan yang diperoleh dihitung dari keaktifan relawan selama piket, kalau relawan aktif menjalani piket selama satu bulan menerima sebesar Rp1,5 juta, Alhamdulillah dapat sedikit membantu untuk kehidupan.

Bayan sedang memberikan pelatihan kepalangmerahan


Sebagai relawan terlebih dahulu dasarnya niat tulus dan ikhlas dan bukannya mencari gaji, karena suka dan rela itulah yang menjadi acuan. Dibandingkan dengan pendapatan yang disesuaikan dengan UMR masih dibawahnya, tapi lambat laun akan diusahakan pihak pengurus PMI Kota Bukittinggi untuk paling tidak disejajarkan dengan UMR, kata Bayan.

Dijelaskan Bayan, relawan yang mengabdi bertugas kemanusiaan di lapangan jika ada bencana, bahkan kita sendiri yang mengeluarkan biaya untuk menambah biaya selama di lapangan. Kembali kepada niat hati kita bergabung menjadi relawan PMI Kota Bukittinggi, In syaa Allah dengan niat tulus tersebut akan dibalas Allah amal kebaikan kita menolong dan membantu kemanusiaan, jelasnya.

Relawan diwadahi sebagai media pembelajaran yang nantinya kita dilatih menjadi pelatih KSR sebelumnya ada tingkatan-tingkatan yang harus kita capai, untuk menjadi pelatih dengan mengikuti aturan-aturan yang diberlakukan PMI, itu tergantung pada diri kita masing-masing, mau atau tidaknya tentunya ada pada diri kita masing-masing.

Alhamdulillah, kini Bayan telah banyak mengoleksi berbagai piagam dan sertifikat penghargaan hasil dari mengikuti pelatihan-pelatihan kepalangmerahan dan juga dari kegiatan-kegiatan PMI yang diikutinya, dikarenakan sudah menguasai ilmu kepalangmerahan, markas PMI Kota Bukittinggi mempercayakan Bayan untuk tampil sebagai pelatih kepalangmerahan.

Harapan Bayan kedepannya masih bisa berguna untuk masyarakat yang membutuhkan dalam membantu dan menolong kemanusiaan, target untuk kehidupan menjadi salah satu donatur PMI, jadi artinya bukannya PMI yang menjadi donatur untuk relawan. Dimana ada usaha disitulah ada jalannya, mudah-mudahan dapat berjalan dengan lancar yang kini mengabdi pada PMI Kota Bukittinggi, Aamiin Ya Robbal Alamin.

Relawan-relawan PMI Kota Bukittinggi berbagai latar belakang pendidikan dan pengalaman berbeda-beda, jadi masing-masing relawan mempunyai skil atau keahlian pada bidangnya masing-masing, Bayan mempunyai keahlian dalam bidang ilmu kepalangmerahan, lain halnya dengan relawan Ivan yang mempunyai keahlian spesifik menjinakan ular dan hewan yang membahayakan lainnya.

Kalau ada warga masyarakat minta bantuan ke markas PMI Kota Bukittinggi tentang adanya hewan yang membahayakan, Ivan yang membantunya warga masyarakat tersebut dengan didampingi beberapa relawan lainnya untuk menjinakan dan langsung diamankan untuk dibawa ke markas PMI Kota Bukittinggi.

Menjinakan hewan yang membahayakan, tentu resikonya sangat tinggi. Seandainya tidak ada keahlian, maka diri sendiri akan digigitnya. Ivan dalam menjalankan tugasnya menjinakan hewan, seperti ular dan hewan lainnya, sudah memahami cara-cara menjinakannya, ucap Ivan.

Selain Ivan, ada juga relawan PMI Kota Bukittinggi, Afdal yang dapat dikatakan seorang relawan senior bidang medis dan merangkap tugas-tugas lainnya, seperti sebagai penjinak hewan ular, sarang tawon dan lainnya. Dalam tugas kemanusiaan, yang menjadi dasar dalam suatu pekerjaan pertolongan adalah niat, lalu kemampuan, keahlian dan keterampilan.

Afdal menjadi relawan kemanusiaan pada tahun 2005, dimana pada waktu itu Afdal menolong dan membantu korban musibah bencana alam tsunami di Provinsi Aceh, dan pasca bencana alam di Palu Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019 dikirim oleh PMI Provinsi Sumatera Barat bersama relawan-relawan pilihan lainnya yang memenuhi persyaratan di bidangnya masing-masing.

Kini Afdal tamatan sekolah perawat sebagai relawan bidang medis saja, sejak duduk dibangku sekolah menengah atas telah melakukan membantu kemanusiaan dalam donor darah. Sampai tahun 2023 ini, Afdal telah ratusan kali mendonorkan darahnya guna membantu kemanusiaan, karena setetes darah dapat berguna bagi pasien yang memerlukan darah.

Afdal menjelaskan, dalam menolong dan membantu korban dalam suatu musibah ada aturan-aturannya dan tidak boleh asal saja dalam menolong, yang diharapkan korban menjadi sembuh dan bukannya korban menjadi tambah sakit atau tambah menjadi parah sakitnya, jelas Afdal.

Sedangkan Ahmad Jais kepala markas PMI Kota Bukittinggi, mengatakan, agar keberadaan PMI Kota Bukittinggi bisa dekat dirasakan masyarakat, kita membuat beberapa sistem dan melakukan perubahan yang sangat fundamental dan juga melakukan seleksi relawan. Diawali dari seleksi relawan-relawan yang benar-benar pengabdiannya untuk kemanusiaan, inilah yang diajak bergabung.

Kita mengharapkan relawan-relawan yang fokus dan benar-benar dapat meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membantu masyarakat. Proses ini cukup panjang juga, karena kita menemukan beberapa kendala pada waktu itu, yaitu ada beberapa relawan yang tidak mau kondisi seperti ini, disebabkan kebiasaan kondisi lama. Sistem yang kita buat ini cukup membuat mereka kaget, karena ada beberapa aturan yang kita sepakati.

Jadi saat itu kita mulai merekrut Tenaga Sukarelawan (TSR) untuk menjadi relawan yang benar-benar punya keinginan, niat dan kemauan yang tulus untuk mengabdi kepada PMI dan kita bawa ke markas. Setelah kita mendapatkan relawan-relawan yang potensial, kita mulai melakukan pelatihan, supaya untuk pelayanan masyarakat agar nantinya maksimal dan profesional, kita mulai mengadakan pelatihan-pelatihan kepada relawan.

Relawan-relawan tersebut kita latih semua ilmu yang ada di PMI, ada yang kita latih spesialis pertolongan pertama, penyelamatan sukarelawan (volunteer rescue), dapur umum, crew ambulance. Semuanya itu PMI memfasilitasi relawan-relawan untuk mengikuti latihan tersebut, setelah mereka melaksanakan pelatihan, baru kita susun program di markas PMI.

PMI Kota Bukittinggi launching “PMI Siap Bantu” dengan hastag “Pelayanan Prima” tahun 2018. Kita menyusun program yang dibutuhkan masyarakat, salah satunya PMI Kota Bukittinggi melayani ambulance medis 24 jam, ambulance jenazah, masyarakat yang mengalami gangguan hewan berbahaya, dan juga melayani perawatan-perawatan seperti halnya, pasien pulang dari rumah sakit dari keluarga tidak mampu, ini juga kita fasilitasi.

Disamping itu, relawan dalam melakukan pertolongan kemanusiaan “Tanpa Lintas Tanpa Batas” tidak ada batasan daerah untuk bekerja menolong kemanusiaan, seperti bencana alam, banjir, mereka bergerak dari dalam hati nuraninya, tanpa adanya perintah untuk melakukan pertolongan kemanusiaan. Pada pertolongan kemanusiaan situasi kebencanaan, relawan PMI Kota Bukittinggi dilengkapi peralatan yang cukup memadai.

Dengan program yang dibuat ini, kita tetapkan relawan sebanyak 7 orang harus siap standby 24 jam di markas dari mulai pukul 08.00 Wib sampai pukul 08.00 Wib esok harinya, karena setelah kita launching “PMI Siap Bantu” secara otomatis masyarakat merasakan akan meminta pelayanan kita selama 24 jam. Relawan yang piket ini melayani permintaan masyarakat apa saja yang berhubungan dengan pertolongan pertama.

Sebelumnya kita juga sudah membentuk pelatihan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) untuk relawan-relawan yang berada di Kelurahan-Kelurahan di Kota Bukittinggi, jika ada suatu musibah bencana alam maupun bencana non alam, relawan yang berada di Kelurahan melakukannya sambil memberi informasi ke markas PMI untuk bantuan relawan lainnya datang.

Untuk membantu dan menolong, kita dapat informasi dari masyarakat melalui android atau radio amatir yang standby di markas. Dikarenakan relawan-relawan sudah terlatih secara profesional, mereka sigap bergerak dalam hitungan 10 menit sudah sampai di lokasi bencana tersebut guna membantu masyarakat yang dibutuhkan, ini untuk di dalam Kota Bukittinggi.

Disinilah ditanamkan kepercayaan masyarakat terhadap rasa kepedulian kemanusiaan di dalam kinerja PMI Kota Bukittinggi, seperti halnya menyalurkan bantuan materi dari masyarakat untuk korban bencana alam di luar Kota Bukittinggi, yaitu membuat saluran air bersih di Pasaman akibat banjir bandang, gempa bumi di Kota Lombok dengan mengirimkan masakan makanan rendang dan school kit, begitu juga membantu korban bencana alam gempa bumi di Kota Palu dan gunung Semeru meletus di Jawa Timur. (Iwin SB)


Share this Article