Wako Bukittinggi Dampingi Anggota Komisi IV DPR RI Sidak Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg

Minggu, 18 Juni 2023 : Juni 18, 2023

 

Wali Kota Bukittinggi Erman Safar saat berdialog dengan warga masyarakat di pangkalan gas elpiji

Bukittinggi, winsbnews- Saat ini masyarakat di Kota Bukittinggi dihadapkan dengan persoalan  sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kg, keluhan ini terasa pada masyarakat ekonomi bawah termasuk pelaku UMKM bidang kuliner yang setiap hari mempergunakan gas elpiji 3 kg.

Andre Rosiade anggota DPR RI Komisi VI, menyerap aspirasi masyarakat terhadap kelangkaan gas elpiji 3 Kg berbagai titik di Sumatera Barat, maka dari itu kami di Kota Bukittinggi yang didampingi Wali Kota dan dirut Pertamina Patra Jaya wilayah Sumatera Barat, melakukan operasi pasar terkait kelangkaan gas elpiji 3 Kg. Saat ini kami sedang operasi pasar di Kelurahan Pintu Kabun Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS) Kota Bukittinggi, Jumat (16/6/2023).

Ditegaskannya, Kota Bukittinggi saja yang biasanya normal 2900 tabung gas ditingkatkan sebanyak 5600 tabung gas, itupun masih ada kelangkaan. Saya minta kepada Wali Kota dan Pertamina mendalami hal ini dan juga berkoordinasi dengan Kapolresta Bukittinggi. Intinya, akar permasalahan harus kita cari, tegasnya.

Sementara itu, Wali Kota Bukittinggi Erman Safar menjelaskan, Kota ini sebenarnya dinikmati bukan warga kota saja, namun berdekatan dengan Kota/Kabupaten tetangga, bukan saja pelaku usaha kota ini juga sebaliknya (lintas perdagangan) semuanya belanja disini. Dan juga ditemukan beberapa kecurangan di lapangan, beberapa hari lalu kita sudah berkoordinasi dengan Kapolresta Bukittinggi. Gas elpiji 12 Kg dijual di bawah harga eceran normal pangkalan, itu bisa terjadi tindakan konsumtif dari tabung subsidi ke non subsidi, kata Erman.

Sedangkan Dedi Pratama Sofyan selaku Sales Brand Manager rayon lll Sumatera Barat, mengatakan, hal ini kita lakukan sebenarnya untuk menurunkan isu-isu di tengah masyarakat tentang kelangkaan gas elpiji beberapa minggu ini di Kota Bukittinggi. Secara serentak hari ini kita lakukan di 24 Kelurahan yang ada di Kota ini yakni di pangkalan-pangkalan, bagi masyarakat yang ingin membeli, hanya membawa KTP/KK dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp17.000,- ucapnya.

Di tempat terpisah, Nofrizal Usra Anggota DPRD Kota Bukittinggi Komisi II, mengatakan pihaknya minta pemangku kepentingan yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) berkaitan dengan keberadaan gas elpiji yang dibutuhkan masyarakat menindaklanjuti kendala atau kesulitan warga masyarakat di lapangan.

Nofrizal Usra minta, jika ada operasi pasar untuk menindaklanjuti  kesulitan masyarakat mendapatkan gas elpiji 3 kg,  maka pemangku kepentingan harus menyikapi  kelanjutan penanganan permasalahan itu. Dan juga Nofrizal Usra tidak ingin penjualan dan distribusi gas elpiji 3 kg yang bersubsidi itu disalahgunakan hingga menimbulkan penyimpangan dari aturan yang diberlakukan. Fokus keamanan dan pemasarannya menjadi acuan untuk menindaklanjuti persoalan gas elpiji 3 kg tersebut.

Suara masyarakat umum tentang keberadaan gas elpiji 3 kg, ini menjadi perhatian serius Pemerintah, walaupun kebijakan terkadang tidak dimiliki oleh Pemerintah Daerah, sehingga DPRD Kota Bukittinggi melakukan upaya dialog bersama Pemerintah Kota Bukittinggi, supaya persoalan gas elpiji 3 kg ini tidak berlarut-larut. Dalam hal ini peranan DPRD menyuarakan dan menghimbau untuk pelaksana kegiatan ini untuk melaksanakan kegiatan sesuai aturan yang ada. Apa yang bisa kita himbau, maka itu yang kita himbau, pungkas Nofrizal Usra.

Dewi salah seorang warga masyarakat ekonomi lemah pengguna gas elpiji 3 kg mempertanyakan, kenapa terjadi perbedaan harga yang sangat jauh dari Harga Eceran Tertinggi di pangkalan atau agen gas elpiji. Padahal harga gas elpiji 3 kg di pangkalan sebesar Rp17.000 tapi diluar pangkalan harganya pun bervariasi sampai harga Rp40.000.-, ungkapan Dewi ini menjadi perhatian Nofrizal Usra. (Iwin SB)

Share this Article