Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor di Seluruh Indonesia DP3APPKB Kota Bukittinggi Mendukung

Kamis, 15 Juni 2023 : Juni 15, 2023

 

Kepala DP3APPKB Kota Bukittinggi Nauli Handayani didampingi Kepala Bidang Pembangunan Keluarga Penduduk dan Keluarga Berencana serta bidan Ruri dan peserta akseptor

Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor di Seluruh Indonesia

DP3APPKB Kota Bukittinggi Mendukung

 

Bukittinggi, winsbnews - Dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional ke 30 tahun 2023, salah satu kegiatannya adalah pelayanan KB serentak terhadap Sejuta Akseptor. Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana (DP3APPKB) mendukung pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana (KB) serentak sejuta akseptor di seluruh Indonesia.

Kepala DP3APPKB Kota Bukittinggi Nauli Handayani yang didampingi Kepala Bidang Pembangunan Keluarga Penduduk dan Keluarga Berencana serta bidan Ruri, ketika ditemui di tempat praktek bidan Ruri mengatakan, sejuta akseptor di Kota Bukittinggi dilakukan, Rabu (14/6) pada 3 lokasi, yaitu di tempat praktek bidan Ruri di Kelurahan Tarok Dipo, di Rumah Sakit Tentara, dan di tempat praktek bidan Rita di Simpang Limau.

Di Kota Bukittinggi dengan difasilitasi oleh DP3APPKB yang bekerjasama dengan tempat praktek bidan Ruri di Kelurahan Tarok Dipo dan bidan Rita di Simpang Limau.

Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar melalui Nauli Handayani mengatakan dengan fakta lapangan bahwa para akseptor yang bergabung dalam kegiatan ini dilatarbelakangi usia yang bervariasi. Partisipasi menjadi akseptor program KB ini didasari kesadaran  dari setiap warga.

DP3APPKB Kota Bukittinggi optimis target program sejuta akseptor dapat tercapai. Bidan Rury dan Bidan Rita yang figurnya sudah familiar di tengah masyarakat mampu meningkatkan kesadaran publik untuk menjadi akseptor KB. Diharapkan warga masyarakat di 3 Kecamatan yang berada di Kota Bukittinggi ikut mendukung pencapaian pelayanan KB.

Lebih lanjut dijelaskannya, “Alhamdulillah, di Rumah Sakit Tentara ada  seorang wanita berusia 40 tahun yang sedang memasang KB jenis implan, kemudian ada juga warga yang berusia 30 tahun juga memasang alat kontrasepsi.

Artinya dengan melihat rentang usia ini, kesadaran masyarakat sudah mulai bertumbuh, bukan hanya kepada masyarakat yang berusia 45 tahun ke atas, tetapi orang-orang yang berusia di bawah 45 tahun yang menjadi akseptor KB dengan kesadaran sendiri,” jelasnya.

Kata Nauli Handayani, masalah KB tidak hanya kaum wanita saja, tapi adanya dukungan juga dari kaum laki-laki atau kaum bapak untuk mendukung pelaksanaan program KB dengan menggunakan alat kontrasepsi, dikarenakan program KB bukan semata ditujukan bagi kaum ibu atau kaum perempuan saja.

Harapan kami, kaum laki-laki atau kaum bapak juga menjadi akseptor KB, untuk kaum laki-laki sedang digalakkan. Selama ini kesan program KB hanya berada di kalangan perempuan atau ibu-ibu, seharusnya ada bentuk kepedulian dari kaum laki-laki untuk menjadi akseptor, harapnya.

Bagaimana perjuangan dan pengorbanan seorang perempuan atau ibu, jika dianalisa penderitaan dalam menjalani kehidupan berkeluarga, kaum perempuan atau kaum ibu yang lebih banyak mengalami penderitaan. “Kami juga menginginkan kaum laki-laki atau bapak-bapak berpartisipasi menjadi akseptor KB, “ pungkas Nauli Handayani. (Iwin SB)


Share this Article