H Chairunnas foto bersama awak media di depan Muaro Food Court
Bukittinggi, winsbnews- Dikarenakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bidang kuliner tidak mempunyai tempat untuk melakukan transaksi jual beli makanan dan minuman yang tetap, maka H.Chairunnas dengan didorong jiwa kemanusiaan dan kemasyarakatan merubah arah kehidupan khususnya pribadi dan umat dengan merubah toko yang sebelumnya menjual bahan bangunan, diubahnya menjadi tempat makanan minuman serba ada.
Tempat makanan minuman ini dinamakan Muaro Food Court (MFC) atau disebut Muaro Pujasera, MFC menjalankan program Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi guna membantu dan meningkatkan pendapatan perekonomian masyarakat pelaku UMKM bidang kuliner, katanya kepada wartawan saat pembukaan awal penataan (soft opening) MFC, Sabtu (4/2/2023).
Lebih lanjut dijelaskannya, tempat ini tanpa sewa menyewa. Pelaku UMKM bidang kuliner dari berbagai jenis makanan dan minuman yang betul-betul membutuhkan tempat, dikumpulkan di satu tempat dalam areal MFC, ini sesuatu kekuatan ekonomi yang luar biasa nantinya untuk pelaku UMKM tersebut dan juga memudahkan pembeli yang dapat memesan makanan dan minuman yang dikehendakinya.
Di dalam areal MFC untuk sementara ini baru ada 10 tempat makanan dan minuman, berarti sudah membantu 10 Kepala Keluarga pelaku UMKM bidang kuliner yang terbantu. Selain di dalam areal MFC, juga ada di depan samping MFC, rencananya tempat makanan kecil berupa kue-kue basah dan kering.
Chairunnas memberikan kesempatan kepada ibu-ibu yang ahli masak kue, dengan cara silahkan titip kue-kue tersebut untuk dijual, jadi minimal kita bisa membantu pelaku UMKM bidang kuliner di tempat MFC menjadi sebanyak 40 Kepala Keluarga, inilah target Chairunnas.
Dan mengenai karyawan MFC, kini baru ada 10 orang karyawan pemuda pemudi yang putus sekolah atau belum ada kesempatan bekerja, maka dibantu Chairunnas bekerja di MFC, artinya mereka ini tidak memberatkan lagi orang tuanya. Jika dihitung pendapatannya mencukupi untuk keperluan hidupnya, untuk masa depan mereka tentunya akan juga membuka usaha, inilah yang ditanamkan Chairunnas kepada mereka agar mempunyai jiwa enterpreneur.
Adapun sistem yang diterapkan kepada pelaku UMKM bidang kuliner yaitu sistem syariah, maksudnya jika pelaku UMKM bidang kuliner ada transaksi jual beli, maka sebanyak 30 persen untuk MFC guna biaya tempat dan biaya karyawan MFC, sedangkan 70 persen untuk si pelaku UMKM bidang kuliner. Sebaliknya jika tidak ada transaksi jual beli, maka tidak memberikan persentase untuk tempat.
Tempat MFC yang strategis di tepi jalan dan juga di depan penginapan, tepatnya di jalan Sutan Syahrir Tarok Dipo. Mudah-mudahan pelaku UMKM bidang kuliner itu mendapatkan rezeki dari tempat MFC dan secara otomatis kita juga dapat dari hasil transaksi jual beli makanan dan minuman dari pelaku UMKM bidang kuliner.
Ditempat MFC yang kecil ini, kita dapat menarik beberapa keluarga yang dapat mencari kehidupan. Jika usaha ini dikatakan bagus kedepannya dan menunjang pelaku UMKM bidang kuliner, kalau perlu kita sewa tanah masyarakat yang tidak produktif untuk pengembangan peningkatan perekonomian UMKM bidang kuliner.
Ibarat seorang offroader sedang mengendarai kendaraan jeep melintasi areal tantangan yang terjal, bagaimana bisa melintasinya dengan selamat tanpa terjatuh dan cedera, tentunya pikiran brilian dan tenaga yang bekerja. Inilah pola pikir Chairunnas diterapkannya untuk kehidupan dan juga pelaku UMKM bidang kuliner untuk dapat meningkatkan pendapatan perekonomian kedepannya.
Setelah tempat MFC soft launching, rencananya In syaa Allah dalam waktu dekat di Februari ini akan grand launching MFC. Mengenai jam operasional di dalam MFC, mulai dari jam 07:00 sampai jam 21:00 WIB, Chairunnas akan merancang dengan mengajak pengrajin souvenir untuk titip jual hasil kerajinannya, ini adalah sebagai daya tarik pengunjung yang datang menikmati makanan dan minuman, pungkas Chairunnas. (Iwin SB)
Share this Article
