
Bukittinggi, winsbnews.com- H.Chairunnas ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bukittinggi menjelaskan kepada winsbnews.com, Sabtu (12/3/2022) PMI dengan tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. PMI tidak memihak golongan politik, ras, suku maupun agama tertentu. PMI dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.
Hal ini sangat sejalan dengan tugas pokok PMI adalah membantu Pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi Kesiapsiagaan Bantuan dan Penanggulangan Bencana, Pelatihan Pertolongan Pertama untuk Sukarelawan, Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Transfusi Darah.
Kinerja PMI di bidang kemanusiaan dan kerelawanan dilakukan jajaran PMI demi rasa kemanusiaan dan semangat kesukarelawanan yang tulus membantu para korban dengan berbagai kegiatan mulai dari pertolongan dan evakuasi, pencarian, pelayanan kesehatan dan tim medis, penyediaan dapur umum, rumah sakit lapangan, pemberian paket sembako, pakaian pantas pakai dan sebagainya, ucap Chairunnas.
Sementara itu Ahmad Jais sebagai kepala markas PMI Kota Bukittinggi mengatakan kepada winsbnews.com melalui telepon seluler, Kamis (10/3/2022) dari lokasi posko di Durian Gunjo Malampah Kecamatan Tiga Nagari Kabupaten Pasaman Barat, pada hari kedua musibah bencana alam gempa bumi Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman Timur, Sabtu 26 Februari 2022 PMI Kota Bukittinggi dengan hastag “PMI Siap Bantu” langsung mengerahkan sepuluh orang relawan yang dikomandoi langsung kepala markas dengan mengendarai kendaraan operasional.
Lebih lanjut, Ahmad Jais menjelaskan "PMI Bersama Untuk Kemanusiaan," dalam membantu korban bencana gempa bumi tersebut, ada beberapa program yang dilakukan, yaitu program pertama membawa peralatan dapur umum untuk membantu kawan-kawan yang bertugas di lokasi. Program kedua, dikarenakan saluran sarana air bersih sangat jauh dan sangat terbatas, maka relawan membuat saluran air bersih guna disalurkan ke tenda-tenda pengungsian.
Program ketiga membangun satu bangunan hunian sementara (huntara) untuk tempat tinggal pengungsi korban bencana gempa bumi dengan anggaran PMI Kota Bukittinggi dan bekerjanya secara bergotong royong dengan masyarakat setempat di Durian Gunjo Malampah Kecamatan Tiga Nagari Kabupaten Pasaman Barat. Dengan program mandiri PMI Kota Bukittinggi tersebut, diharapkan adanya donatur yang dapat membantu membangun bangunan huntara korban gempa bumi senilai Rp2.500.000.- , harap Ahmad Jais.
Alhamdulillah kondisi seluruh relawan termasuk kepala markas sejak 26 Februari hingga saat ini sehat semuanya, menurut informasi pasca gempa bumi tanggal 10 Maret kemarin berakhir, kini PMI Kota Bukittinggi sedang menunggu informasi selanjutnya setelah tanggap darurat bencana berakhir, pungkas Ahmad Jais. (Iwin SB)
Share this Article