
Bukittinggi, winsbnews.com- Kota Bukittinggi dicanangkan sebagai kota wisata tahun 1984, pada tahun 2022 ini memasuki ke 38 tahun, guna meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Bukittinggi, Dinas pariwisata pemuda olahraga (disparpora) melalui Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi berbenah untuk merangsang kunjungan wisatawan dan hal ini sejalan misi Wali Kota Erman Safar dan Wakil Wali Kota Bukittinggi Marfendi, salah satunya “HEBAT" dalam Sektor Kepariwisataan, Seni Budaya dan Olahraga, ucap Hendri kepala Disparpora Kota Bukittinggi, Jumat (25/3/2022).
Lebih lanjut Hendri mengatakan kepada wartawan Khazanah, objek wisata Taman Margasatwa Budaya Kinantan (TMSBK) yang terletak di tengah Kota Bukittinggi merupakan kebun binatang tertua peninggalan sejarah, banyak dikunjungi wisatawan lokal, regional maupun internasional. Pada objek wisata ini di setiap kandang hewan selain keterangan penjelasan secara tertulis, akan juga diletakkan barcode yang dapat di scan pengunjung melalui androidnya, jadi secara langsung bisa membaca keterangan hewan tersebut.
Begitu juga objek wisata Benteng Fort de Kock yang berada di dalam TMSBK merupakan objek wisata bersejarah dan juga sebagai objek wisata edukasi, benteng ini menjadi pusat perhatian pengunjung wisatawan lokal, regional maupun mancanegara guna mengetahui sejarah dan sekaligus mengambil moment dengan memfoto di sekitarnya.
Disparpora Kota Bukittinggi melalui Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi akan melakukan revitalisasi benteng Fort de Kock tahun 2022 ini dengan konsep Historical Edukatif. Artinya memadukan konsep sejarah dan pendidikan, karena benteng ini banyak menyimpan sejarah peninggalan masa Pemerintahan Hindia-Belanda yang menjadi daya tarik atau magnet wisata edukasi sejarah. Sedangkan anggaran revitalisasi itu sudah dicadangkan senilai sekitar Rp2 miliar lebih.
Andrea Reza, salah seorang pengunjung sebagai tenaga pendidik Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Bukittinggi terkecoh melihat tempat penyimpanan air (tangki air) yang berada di dalam areal tersebut disebutnya sebagai benteng Fort de Kock, setelah mendapat penjelasan, bahwa benteng yang sebenarnya adalah parit di sekelilingnya tempat berlindung Belanda dari serangan masyarakat Minangkabau, diakuinya secara jujur dikatakannya baru ini kali saya ketahui.
Dijelaskannya, kalau saya saja sebagai tenaga pendidik tidak mengetahui sebenarnya benteng Fort de Kock, berarti siswa pun tidak mengetahuinya dan penjelasan saya kepada siswa berarti tidak benar, ucap Andrea Reza.
Menurut pantauan wartawan winsbnews.com di lokasi tersebut, hampir rata-rata pengunjung wisatawan mengatakan tempat penyimpanan air sebagai benteng. Maka dari itu disparpora Kota Bukittinggi akan membuatkan keterangan sejarahnya untuk agar lebih jelasnya pengunjung wisatawan yang berada di dalam objek wisata edukasi sejarah benteng Fort de Kock. Ditambahkan keterangannya, selain objek wisata TMSBK, benteng Fort de Kock, tempat objek wisata lainnya juga akan dibenahi, kata Hendri. (Iwin SB)
Share this Article