Akibat Galian Pekerjaan Drainase, Pilu Berniaga Ditengah Berterbangan Debu

Senin, 21 Maret 2022 : Maret 21, 2022
Bukittinggi, winsbnews.com- Memang sangat sedih dan pilu rasa hati berniaga di masa kini, apalagi keadaan toko yang sepi karena jarang disinggahi pembeli. Kata Muhammad pedagang botik atau pakaian bekas layak pakai di jalan Perintis Kemerdekaan Kota Bukittinggi.
Kepada wartawan winsbnews.com, Senin (21/3/2022) di toko tempat berniaganya, Muhammad mengatakan, dibandingkan sebelum adanya galian drainase di sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan, Alhamdulilah pendapatan mencukupi untuk kehidupan. Tapi setelah adanya galian pekerjaan drainase yang mengakibatkan debu-debu berterbangan, sehingga membuat pakaian semuanya berdebu dan mempengaruhi pendapatan. Dengan banyaknya debu-debu melekat di pakaian yang dijualnya, hampir setiap hari Muhammad dan istrinya membersihkan debu-debu tersebut.

Sekiranya tidak dibersihkan pembeli enggan untuk membeli pakaian tersebut. Muhammad menjelaskan, dalam tiga hari dibeli orang hanya 3 pakaian saja dengan harga murah, sebelumnya bisa dikatakan setiap hari ada saja yang yang membeli pakaian di toko, ucapnya.
Selain membersihkan pakaian yang melekat debu-debu, Muhammad juga menyiram dengan air PDAM untuk jalan yang ada di depan tokonya agar debu-debu tidak berterbangan, dengan demikian mengakibatkan banyaknya pengeluaran untuk membayar PDAM. Lebih parah lagi jika hujan turun menjadi tanah lanyah membuat kumuh dalam toko.
Pengaruh debu-debu yang berterbangan akibat galian pekerjaan drainase di sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan membawa dampak pada usaha Muhammad yang juga menjual minuman dan makanan berada disamping tokonya, sepi pengunjung yang biasanya banyak orang minum dan makan di dalam kadai. Kini hanya dalam satu hari hanya 1 atau 2 orang saja yang singgah minum makan.
Di masa pandemi Covid-19, Muhammad dalam berniaga tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 3 M, Alhamdulilah usaha berniaganya dagangan masih bisa jalan, kendati tidak seperti biasanya. Apa yang dialami dengan keadaan seperti kini yang sangat menurun pendapatannya akibat debu-debu dari galian pekerjaan drainase sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan.
Apalagi kini sudah mendekati bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah memerlukan biaya kehidupan yang tidak sedikit, jadi sampai kapan usaha berniaga ini berjalan dengan sempurna, itupun tidak jelas. Kalau sekiranya pekerjaan galian drainase cepat selesai, mungkin dapat kembali berputar roda perekonomian keluarga, ucapnya.
Keluhan ini juga dirasakan pedagang lainnya Aswandi yang mengatakan nyaris tidak bergerak roda perekonomiannya, sehingga toko atau rukonya dikontrakan. Walaupun sudah ditawarkan setengah harga, ternyata tidak ada juga yang mau mengontrak, yah itu diakibatkan jalan yang tidak steril dari debu.
Aswandi menjelaskan di sekitar jalan Perintis Kemerdekaan, kontrak ruko yang biasanya berkisar Rp40 juta sampai Rp.60 juta per tahun, meski ditawarkan Rp20 juta sampai Rp.60 juta, ternyata tidak ada yang mau, jelas Aswaldi. (Iwin SB)
Share this Article