Pariwisata Kunci Utamanya Nyaman dan Aman

Sabtu, 19 Februari 2022 : Februari 19, 2022
Bukittinggi, winsbnews.com- Mengenai pariwisata di Provinsi Sumatera Barat, Kota Bukittinggi selalu menjadi pusat kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara, karena di Kota ini banyak terdapat objek wisata alam, sejarah, adat budaya, religi, kuliner, kerajinan dan didukung dengan alamnya yang indah dan sejuk. Hal ini disampaikan Drs.Gusrizal Datuak Salubuak Basa, Sabtu (19/2/2022) di Kapas Panji.
Lebih lanjut dikatakan pemerhati Kota Bukittinggi dan pernah menjabat sebagai mantan staf ahli Wali Kota Bukittinggi Bidang Hubungan Luar Negeri (2010-2012), Kota Bukittinggi mempunyai 4 (empat) pilar unggulan yaitu, pariwisata, pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa. Apakah pariwisata kita setuju dijadikan unggulan ?.
Kota Bukittinggi sebagai kota tujuan pariwisata, dengan banyak meningkatnya kunjungan wisatawan di Kota Bukittinggi, tentunya berdampak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan geliat perekonomian. Kota Bukittinggi dengan julukan sebagai “Kota Wisata” di Provinsi Sumatera Barat, pariwisata itu adalah tentunya harus memenuhi standar, bagaimana membuat pengunjung wisatawan yang datang merasa nyaman dan aman, dicontohkannya ditempat wisata kuliner, Pemerintah Daerah atau pengelola restoran/rumah makan harus menyediakan tempat sarana kebersihan (MCK), begitu juga mencantumkan harga makanan/minuman supaya orang yang datang sudah lebih dahulu mengetahuinya. 
Selain itu, Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi atau dinas pariwisata pemuda olahraga (disparpora) menyediakan tempat untuk pusat informasi (information center) pariwisata, karena ini merupakan sumber awal informasi pengunjung wisatawan mencari tempat-tempat objek wisata, bagaimana menuju ke tempat objek-objek wisata, transportasi apa yang digunakan, berapa tarifnya dan lainnya. Mengenai penempatannya lebih cocoknya ditempatkan di pedestrian taman Jam Gadang. Jadi dengan adanya pusat informasi dapat mempermudah pengunjung wisatawan.
Gusrizal Datuak Salubuak Basa yang sudah melanglang belahan dunia, dikatakannya, di negara Australia maupun di negara Eropah, pengunjung wisatawan merasakan nyaman dan aman berjalan di sekitar objek wisata, dikarenakan disekitar areal tersebut tidak adanya kendaraan yang melintas. Maka dari itu untuk areal pedestrian taman Jam Gadang dan jalan menuju TMSBK begitu juga areal objek wisata lainnya, sepatutnya tidak ada kendaraan yang melintas.
Pengunjung wisatawan yang datang, tentunya menginginkan lama berwisata di Kota Bukittinggi menikmati udara yang sejuk dan juga melihat objek wisata di Kota Bukittinggi. Dengan demikian ini merupakan pendapatan (income) bagi Pemerintah Daerah, begitu juga pedagang, hotel, transportasi dan lainnya. Maka konsepnya adalah Pemerintah Daerah harus mengelolanya dengan baik.
Slogan pariwisata membawa kesan dan pesan, begitu dengan sapta pesona. Jadi untuk melekat pengunjung wisatawan yang datang khususnya selama di Kota Bukittinggi dan bermalam di hotel berkelas, hotel-hotel tersebut menampilkan simbol-simbol adat budaya yaitu ornamen-ornamen Minangkabau atau musik kesenian Minangkabau dan petugas hotel di depan (front hotel) memakai pakaian khas adat Minangkabau, seperti halnya di daerah lain, di Jogjakarta, Bali dan daerah lainnya.
Sedangkan mengenai adat budaya dan agama, sudah sama-sama kita ketahui filosofi Minangkabau adalah Adat Basandi Syara’, Syara Basandi Kitabulah. Filosofi ini tidak hanya lip service saja, tapi harus diimplementasikan. Jadi pengunjung wisatawan nusantara maupun mancanegara yang datang mengetahui secara langsung tentang adat budaya Minangkabau dan agama Islam di Sumatera Barat. Janganlah abu-abu pariwisata ini, pariwisata harus jelas dan berlandaskan dasar yang ada, pungkas Gusrizal Datuak Salubuak Basa. (Iwin SB)
Share this Article