Objek Wisata Lubang Jepang Sebagai Tempat Pendidikan Sejarah

Selasa, 18 Januari 2022 : Januari 18, 2022
Bukittinggi, winsbnews.id- Suatu tempat atau bangunan-bangunan peninggalan sejarah jaman kemerdekaan dapat dijadikan sebagai pengetahuan untuk pendidikan sejarah (historical education) bagi generasi penerus bangsa, negara dan agama, agar kelak dapat mengetahuinya secara langsung. Pemerintah Daerah melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait harusnya memasang suatu tulisan keterangan (discription) tentang tempat atau bangunan bersejarah tersebut.
Jadi pengunjung wisatawan yang datang berkunjung ke tempat-tempat objek wisata sejarah tanpa didampingi pemandu wisata, dapat mengetahuinya dengan membaca tulisan keterangan tersebut. seperti halnya objek wisata benteng Fort de Kock yang menyatu dengan objek wisata Taman Margasatwa Budaya Kinantan (TMSBK), objek wisata Lobang Jepang (Lubang Japang) yang berada di dalam objek Taman Panorama Ngarai Sianok.
Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) DR.I Hendrasmo ketika ditemui winsbnews.id di objek wisata Taman Panorama Ngarai Sianok, Senin (17/1/2022) mengatakan, Kota Bukittinggi diakui sebagai daerah yang memiliki beragam potensi sejarah untuk dimaknai, bagaimana lahirnya sejumlah tokoh nasional, destinasi literasi dan histori, Bukittinggi pernah menjadi Ibukota Negara ketika Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Keberadaan destinasi wisata ini dapat menumbuhkan sikap untuk menghayati keIndonesian, “disini sangat penuh dengan objek wisata histori, Kota Bukittinggi tempat kelahiran Bung Hatta, tempat menjadi ibukota, tempat banyak tokoh-tokoh nasional. Jadi, di objek wisata lubang Japang ini lah bicara soal sejarah, juga bagaimana kekejaman Jepang di masa lalu, kita semakin menghayati keIndonesiaan, “ujarnya.
Dikatakan Pria kelahiran Magelang, 9 Agustus 1972. I Hendrasmo yang juga sebagai tenaga ahli Direktorat Jenderal Informasi Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Komunikasi Informasi RI (Kemenkominfo RI), berusaha untuk mempelajari pemikiran sejumlah tokoh ranah minang, seperti Bung Hatta, Sutan Sjahrir, dan Mohammad Natsir. Diakuinya baru pertama kali berkunjung ke Kota Bukittinggi pasca dilantik sebagai Direktur Utama LPP RRI menikmati pesona indahnya Kota Bukittinggi.
Lebih lanjut dijelaskannya ketika berkunjung ke objek wisata Taman Panorama Lubang Japang (TPLJ), tidak ada kekurangan yang tampak oleh saya. Jujur kita harus banyak belajar, saya belajar tentang pemikiran Bung Hatta, Sjahrir, Mohammad Natsir. Itu yang penting sekali,” ucapnya.
Membuktikan bukti sejarah perjuangan rakyat Indonesia di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, dalam mengunjungi objek wisata TPLJ, Direktur Utama LPP RRI DR.I Hendrasmo didampingi petinggi LPP RRI yaitu Direktur Teknik dan Media Baru (TMB) Muhammad Sujai, bersama Kepala Stasiun dan sejumlah struktural di LPP RRI Koordinator Wilayah (Korwil) XV LPP RRI yakni Pekanbaru, Padang, Bengkalis, Batam, Tanjung Pinang, Ranai, Bukittinggi (PEDANG PRABU).
Sebelum mengunjungi objek wisata TPLJ, meresmikan Revitalisasi Studio Integrasi Programa 1, Programa 2 LPP RRI Bukittinggi, sekaligus pemancar PRO 1, PRO 2, PRO 3 yang dipasang di Puncak Gunung Singgalang, dan dialog khusus dengan Buya Marfendi Wakil Wali Kota Bukittinggi, Safaruddin Datuak Bandaro Rajo Bupati Limapuluh Kota, Drs.Asrul Wakil Wali Kota Padang Panjang, H. Hamsuardi Bupati Pasaman Barat diwakili oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika.
Pemerintah daerah di 8 Kabupaten dan Kota yang menjadi jangkauan LPP RRI Bukittinggi di Sumatera Barat bagian utara mendukung kiprah LPP RRI yang menyandang predikat “Radio Bela Negara”. Hadirnya pemancar berlokasi di Gunung Singgalang menjawab persoalan blank spot (daerah yang hilang penerimaan sinyal radio), bahkan daya pancar PRO 1 RRI Bukittinggi saat ini sudah menjangkau masyarakat di Provinsi Riau. (Iwin SB)
Share this Article