Milenial Patut Mengetahui dan Mempelajari, Kota Bukittinggi Sebagai Kota Sejarah dan Kota Pusaka (Heritage)

Senin, 24 Januari 2022 : Januari 24, 2022
Bukittinggi, winsbnews.id- Kota Bukittinggi dalam catatan sejarah pernah menjadi ibukota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda, pada masa itu Kota Bukittinggi mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia berperan sebagai “Kota Perjuangan”.
Kota Bukittinggi juga pernah menjadi ibukota Sumatera Barat dan Tengah, di Kota inilah sebagai tempat kelahiran Mohammad Hatta seorang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia pertama. Ini disampaikan Rachmaniar Ocktaviani,S.TP alumni Unand kepada winsbnews.com, Selasa (25/1/2022).
Dikatakannya sebagai generasi muda penerus bangsa, negara dan agama, haruslah dapat mempelajari guna mengetahui pengertian dan pemahaman sejarah Indonesia begitupun sejarah Kota Bukittinggi yang banyak menyimpan kenangan di waktu masa lalu. Banyak sejarah yang ada di Kota Bukittinggi, salah satu contoh pada tahun 1825 Belanda membangun Benteng Fort de Kock, dan juga Jam Gadang dibangun tahun 1826.
Kemudian pada zaman Jepang juga meninggalkan sejarah, berupa lubang Jepang yang dibuat sebagai basis pertahanan, pada tempat lubang Jepang ini banyak lubang-lubang yang dibuat tentara Jepang sebagai tempat persembunyian dan untuk mempertahankan diri dari serbuan masyarakat Minangkabau.
Lebih lanjut disampaikan Nia panggilan akrabnya, mengenai Kota Pusaka (heritage) yang ada kaitannya dengan sejarah peninggalan masa lalu, Kota Bukittinggi terdapat tempat atau bangunan atau gedung bersejarah, seperti halnya Rumah Bung Hatta, Benteng Fort de Kock, Lubang Jepang, Jam Gadang, Ngarai Sianok, dan lainnya yang terdapat di Kota Bukittinggi, ucapnya.
Sedangkan adiknya Nia, Muhammad Luthfi Arief mahasiswa semester VII Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma, mengatakan perkembangan dunia teknologi semakin maju dengan pesatnya, di masa kini orang dapat mempergunakan dunia internet. Kota Bukittinggi adalah salah satu kota yang terindah di Indonesia, maka dari itu harus adanya pengembangan fasilitas pariwisatanya dengan teknologi modern (IT).
Artinya pengunjung wisatawan nusantara maupun mancanegara yang akan berkunjung wisata ke Kota Bukittinggi bisa terlebih dahulu melihat melalui situs pariwisata Kota Bukittinggi dengan menggunakan perangkat gedget atau lainnya, contohnya ingin melihat objek-objek wisata ataupun informasi-informasi pariwisata Kota Bukittinggi.
Begitupun tentang Kota Pusaka yang terdapat cagar budaya yang menjadi daya tarik perlu dilestarikan dan dikembangkan, dengan banyaknya benda cagar budaya di Kota Bukittinggi, memang patut dijadikan sebagai Kota Pusaka. Kota Bukittinggi adalah salah satu destinasi unggulan di Sumatera Barat, banyak beberapa potensi yang perlu dikembangkan, salah satunya adalah peninggalan sejarah dan juga peninggalan-peninggalan benda cagar budaya yang bisa menjadi daya tarik wisatawan sebagai promosi wisata di Kota Bukittinggi.
Guna mempermudah wisatawan nusantara maupun mancanegara memasuki Kota wisata Bukittinggi ataupun di dalam Kota Bukittinggi, Pemerintah Kota Bukittinggi melalui dinas pariwisata pemuda dan olahraga memasang rambu tanda petunjuk arah untuk menuju objek wisata sejarah dan cagar budaya, jadi secara langsung wisatawan dapat mengikuti petunjuk arah tersebut, seperti halnya di Jogja ada petunjuk arah menuju keraton. Begitu juga di tempat objek wisata sejarah, dipasangkan berupa tulisan-tulisan keterangan (description).
Kota Bukittinggi alamnya indah, pengunjung wisatawan terkesan jika berwisata ke Kota Bukittinggi, dan pengunjung wisatawan tersebut akan mengulang kembali ke Kota Bukittinggi, dengan kata lain “Tidak ada orang yang tidak mempesona melihat Kota Bukittinggi”, ibaratnya pengunjung wisatawan yang ke Provinsi Sumatera Barat, kalau belum singgah ke Kota Bukittinggi, belum merasakan berkunjung ke Provinsi Sumatera Barat. Karena Kota Bukittinggi dikenal dengan wisatanya yang beragam, seperti wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, dan wisata kuliner dan wisata lainnya, pungkas Muhammad Luthfi Arief. (Iwin SB)
Share this Article