
Bukittinggi, winsbnews.id- Masyarakat yang memiliki hobby komunikasi radio dan teknik elektronika, mulai dari tingkatan anak-anak (hanya beberapa orang saja), remaja sampai orang tua, bahkan dari kalangan remaja puteri hingga ibu-ibu, begitu juga berbagai macam pekerjaan. Penghobi tersebut masuk dalam suatu wadah Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) yang sebelumnya harus mengikuti ujian amatir radio untuk memiliki Izin Amatir Radio (IAR).
Seperti halnya Dayu Muharis usia 26 tahun mempunyai kesukaan berkomunikasi (QSO) dengan menggunakan gelombang radio dan mempelajari teknik elektronika sejak di sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kota Bukittinggi hingga tamat tahun 2013, waktu itu boleh dikatakan pengguna radio komunikasi yang belum mempunyai IAR.
Sebagai pengguna radio komunikasi, tentunya harus mempunyai IAR agar tidak melanggar aturan yang diberlakukan Pemerintah. Maka di tahun 2017 mengikuti ujian amatir radio untuk memiliki IAR tingkat siaga, Alhamdulilah mendapatkan tanda panggilan (callsign) YD5KXI. Rasa kepuasaan mendorong untuk meningkatkan lagi ke tingkat penggalang, kembali lulus dan mendapatkan callsign YC5KXI di tahun 2020.
Dikatakannya kepada winsbnews.id, Jumat (21/1/2022), sangat senang bergabung dengan Orari dan pada saat pertama bergabung, Dayu termasuk anggota paling kecil di Orari lokal (Orlok) Bukittinggi Agam dan ketika itu sangat banyak mendapatkan ilmu dari senior-senior tentang amatir radio yang telah lama bergabung di Orari. Alhamdulillah untuk saat sekarang masih suka bermain dengan alat-alat radio komunikasi.
Orari organisasi tunggal bagi segenap Amatir Radio Indonesia yang bersifat mandiri, sosial, non-komersial dan non-politik. Orari sebagai cadangan nasional di bidang komunikasi radio yang diakui Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun dunia internasional, dalam melakukan kegiatan amatir radio tetap mendukung upaya-upaya Pemerintah. Secara amanat Undang-Undang, Orari merupakan komunikasi cadangan nasional.
Diakuinya mengenal amatir satelit pada akhir tahun 2019, mengikuti kegiatan Bimbingan Teknik (Bimtek) satelit yang diadakan Balitbang Provinsi Sumatera Barat dengan tema "Inovasi informasi tanggap darurat kebencanaan", berlangsung di Istana Bung Hatta. Pada bimtek tersebut dihadiri tim desain satelit/Amsat IO 86 atau Lapan 82, Yono Adisoemarta, BMKG, dan diikuti Orari Sumatera bagian Utara terdiri dari 8 daerah di Provinsi Sumatera Barat, RAPI, BPBD se Sumatera Barat, PMI, Wali Nagari, KSB Kabupaten Agam.
Tujuan awalnya mengikuti bimtek, karena berkeinginan agar suatu saat ilmu yang diserap dapat diaplikasikan. Karena di daerah Provinsi Sumatera Barat atau lebih tepatnya di Kota Bukittinggi ini daerah rawan bencana. Dan untuk on air pada IO 86 itu hanya menggunakan HT saja dan antena arrow maupun moxon.
Dayu anak pertama dari 3 bersaudara, ayahnya seorang pekerja tukang dan ibunya asisten rumah tangga. Dayu menamatkan kuliahnya di IAIN Kota Bukittinggi tahun 2018 jurusan Bimbingan dan Konseling. Selain hobi di amatir radio, kini mengajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Ampek Angkek Kabupaten Agam bidang studi bimbingan konseling. Setelah pulang mengajar di sekolah, Dayu juga mengisi waktu luang dengan berkegiatan amatir radio.
Setelah bergabung menjadi anggota Orlok Bukittinggi Agam, banyak kegiatan-kegiatan yang telah diikutinya, antara lain tahun 2018 mengikuti bimtek pertama Orari yang dilaksanakan di Kota Bukittinggi bertempat di Istana Bung Hatta, kegiatan selanjutkan Hari Jadi Kota Bukittinggi, pada tahun 2019 menjadi net control station pada event PDRI dan Hari Jadi Kota Bukittinggi, saat itu menggunakan sarana satelit lapan sebagai salah satu event yang diadakan tersebut. Tahun 2020 mengikuti kegiatan JOTA JOTI, event PDRI dan Hari Jadi Kota Bukittinggi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Orlok Bukittinggi Agam, Dayu tidak pernah absen, di tahun 2021 mengikuti kegiatan JOTA JOTI membantu anak-anak anggota pramuka menggunakan perangkat amatir radio dan satelit, Ayo Ke Agam, mempromosikan pariwisata Kabupaten Agam ke seluruh wilayah NKRI dan mancanegara 5 benua, PDRI, dan Hari Jadi Kota Bukittinggi ke 237 tahun.
Selama mendalami komunikasi radio, Dayu mengikuti bermacam contest radio di berbagai belahan dunia. Menjadi anggota Orlok Bukittinggi Agam, selain memberikan informasi melalui gelombang radio, tentunya anggota Orari harus dapat pula merakit antena moxon dan software android. Ini dibuktikannya sebelum memberikan pencerahan kepada anak-anak anggota pramuka pada kegiatan JOTA JOTI, Dayu bersama kawan-kawan merakit antena moxon terlebih dulu, setelah itu diperagakannya.
Dan di tengah keramaian pengunjung wisatawan yang sedang berada di pedestrian taman Jam Gadang, Dayu bersama dengan kawan-kawan anggota Orlok Bukittinggi Agam telah pula memperagakannya. Tepatnya di pertengahan bulan Januari 2022, Dayu bersama ketua dan pengurus Orlok Bukittinggi Agam juga kawan-kawan kembali memperagakannya kegiatan ngamsat di tempat yang sama.
Pada dasarnya amatir radio adalah Perwira, Setia, Progresif, Berjiwa Seimbang, Ramah Tamah dan Patriot. Pada setiap musibah bencana alam maupun non alam, amatir radio turut membantu Pemerintah dalam bidang komunikasi.
Selintas mengenai Satelit LAPAN-A2/ORARI
Komunikasi gelombang radio melalui satelit menunjang informasi tanggap darurat kebencanaan, kejadian gempa bumi dan tsunami yang terjadi di dalam wilayah NKRI sangat memprihatinkan masyarakat, Daerah Provinsi Sumatera Barat yang rawan bencana, anggota Orari perlu mendapat pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan informasi pada saat lampu mati dan pemanfaatan komunikasi satu-satunya adalah menggunakan satelit, maka radio HT dapat menjadi alternatif inovasi informasi yang dapat melakukan komunikasi saat darurat bencana.
Satelit LAPAN-A2/ORARI merupakan satelit observasi skala mikro kedua buatan Indonesia, satelit ini diluncurkan pada 28 September 2015 dengan roket PSLV C-30 dari Bandar Antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India. Satelit ini berbobot 76 kg dengan ketinggian orbit 650 km merupakan satelit observasi equatorial yang mendukung mitigasi kebencanaan.
Dengan orbitnya yang equatorial, satelit LAPAN-A2 dapat melintasi wilayah Indonesia sebanyak 14 kali sehari. Satelit ini melintas pada wilayah Indonesia, maka kita dapat memantau kondisi satelit lebih banyak dan pemanfaatannya untuk Indonesia semakin luas. Satelit ini memiliki beberapa muatan di dalamnya, yaitu kamera digital, video camera, AIS (Automatic Identification System), APRS (Automatic Packet Reporting System), dan VR (Voice Repeater). Kamera digital pada satelit ini memiliki resolusi 3,5 m dengan lebar sapuan 7 km.
Disamping itu, satelit ini juga memiliki video kamera. Biasanya untuk pengambilan gambar dapat dipantau dengan video terlebih dahulu, setelah terlihat target yang diinginkan dilakukan pengambilan gambar/citra dengan menggunakan kamera digital. Selain untuk pemantauan wilayah NKRI secara visual, satelit ini juga dilengkapi dengan sensor pendeteksi kapal (AIS).
Dengan sensor ini, kita dapat memantau kapal-kapal yang melewati orbit equator. Dari kemampuan tersebut, maka satelit LAPAN-A2 dapat memantau kapal-kapal yang dicurigai melakukan illegal fishing. Satelit LAPAN-A2 juga dilengkapi dua sensor mitigasi bencana, yaitu APRS dan VR. APRS dapat mengirimkan pesan kebencanaan dalam bentuk teks, sementara VR dapat mengirimkan pesan melalui audio.
Ketika terjadi bencana, kondisi listrik padam, maka dua sensor ini dapat membantu sekali. Ketika satelit melewati wilayah yang terjadi bencana, VR/APRS dinyalakan oleh operator satelit. Sementara di wilayah terjadi bencana, komunitas radio amatir hanya dengan antena dan handy talki (HT) sudah dapat berkomunikasi dengan komunitas radio amatir di wilayah Indonesia lainnya. Dengan demikian pesan kebencanaan dapat tersampaikan. Adanya dua sensor ini juga cukup menjawab mengapa satelit ini juga dinamakan satelit LAPAN-ORARI.
LAPAN A2, juga dikenal sebagai LAPAN-ORARI, adalah mikrosatelit Indonesia yang berbasis pada LAPAN-Tubsat. Ia membawa AIS (Automatic Identification System) untuk mengidentifikasi kapal-kapal di perairan Indonesia dan kamera video dengan jangkauan tiga kali lebih luas dari Lapan-Tubsat. Ini juga membawa muatan untuk manajemen bencana dengan komunikasi radio amatir.
LAPAN-A2 membawa muatan repeater suara dan APRS Repeater untuk komunikasi Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) saat terjadi bencana. Setelah diluncurkan, ia menerima penunjukan IO 86 atau Indonesia-OSCAR 86. (Iwin SB)
Share this Article