Diperlukan Kebersamaan Masyarakat dan Aparat Pemerintah Daerah Memelihara Janjang Saribu di Kawasan Geopark Ngarai Sianok

Jumat, 07 Januari 2022 : Januari 07, 2022
Bukittinggi, winsbnews.id- Lurah Bukit Apit Puhun Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi Taufik Adi Putra kepada winsbnews.id, mengatakan Janjang Saribu di kawasan Geopark Ngarai Sianok dalam pengembangannya dari masyarakat setempat dan pihak Kelurahan, jadi tidak diserahkan bagitu saja pada Pemerintah Daerah.
Dijelaskannya, Janjang Saribu yang merupakan salah satu kawasan di Kelurahan Bukit Apit Puhun berada di lintasan tebing geopark Ngarai Sianok memang berpotensi dengan kebencanaan, kerawanan itu perlu disikapi lebih awal untuk antisipasi atau mitigasi bencana. Diakuinya jalur jalan atau akses ke Janjang Saribu sekarang situasinya jauh berbeda jika dibandingkan pada tahun 2014 silam dikarenakan ada yang mengalami reruntuhan, longsor dan amblas serta semak belukar. Sampai saat ini belum ada bentuk penanganannya oleh leading sektor terkait.
Begitu juga, aliran air di Batang Sianok yang mengalir ke sungai yang ada di Kabupaten Agam pun patut menjadi perhatian pihak terkait agar ditindaklanjuti segera, jika dibiarkan terus dalam kondisi sekarang maka berangsur-angsur daratan di pinggir sungai itu akan terbawa oleh air, bahkan tebing ngarai di arah hilir juga akan terdampak dengan longsoran.
Dengan adanya agenda yang dilakukan saat Pra Lomba Lintas Alam Wisata (LLAW) beberapa waktu lalu seperti penanaman pohon, workshop mitigasi bencana dan geopark, susur jalur geopark dan aksi peduli pungut sampah menjadi kebiasaan baik yang dilakukan bersama-sama.
Dari inisiasi semangat para relawan yang didominasi mahasiswa pecinta alam di Kota Bukittinggi dilaksanakan Pra Lomba Lintas Alam Wisata (LLAW) yang akan menjadi agenda rutin Pemerintah Daerah mulai tahun 2022 ini. Penguatan literasi dan edukasi bagi masyarakat tidak selamanya berkonsep indoor atau di dalam ruangan, agenda tersebut didukung oleh Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), ucap Taufik Adi Putra.
Sedangkan salah seorang praktisi geologi tamatan ITB asal Kota Bukittinggi yang menetap di Jakarta, Nofrizar yang akrab disapa Om Bodal optimis keberadaan Geopark serupa Ngarai Sianok berpeluang memberikan multiplier effect jika dikelola secara profesional.
Nofrizar merupakan salah seorang yang merintis Geopark yang ada di Sumatera Barat sejak tahun 2017 silam dengan dukungan rekan-rekannya dari Jakarta. Dengan kompetensi ilmu geologi yang dimiliki, Om Bodal sekarang menikmati nuansa berkeliling ranah minang untuk bersinergi dalam pengembangan Geopark usai pensiun di salah satu perusahaan minyak bumi dan gas alam.
Dikatakannya kompetensi ilmu tentang Geologi yang dimilikinya mampu dikembangkan menjadi disiplin manajemen untuk menggabungkan geologi dengan budaya, flora dan fauna yang ada di kawasan Geopark. Dari program itu tujuan yang hendak dicapai adalah keteraturan. Menurutnya, Ngarai Sianok tanpa Geopark kawasan itu menjadi objek wisata tetapi tidak berkelanjutan atau sustain, namun persoalan sampah dan pembangunan yang tidak jelas berujung destinasi ini tidak akan bertahan menjadi daya tarik pengunjung.
Konsep geopark itu yakni mempertahankan bentuk-bentuk dasar objek secara alami, sehingga dibutuhkan keteraturan. Jika kesinambungan berhasil terwujud maka dampak berantai bernilai positif mampu diperoleh, ungkap Nofrizar. (Iwin SB)
Share this Article