
Bukittinggi- Kota Bukittinggi mempunyai sejarah yang unik sekali, karena mengalami sepuluh kali periode Pemerintahan, yang meninggalkan sejarah dan juga bukti-bukti berupa benda-benda yang dapat dilihat wujudnya maupun yang tidak dilihat wujudnya itu seperti peninggalan seni budaya. Demikian disampaikan kepala dinas pariwisata dan kebudayaan Bukittinggi, Drs.Melfi Abra, M.Si diruang kerjanya, Selasa (5/1/2016).
Selanjutnya Melfi Abra menjelaskan, selama Belanda menjajah Indonesia, banyak sejarah yang ada di Kota Bukittinggi, salah satu contoh pada tahun 1825 Belanda membangun Benteng Vor De Kock, dan juga Jam Gadang dibangun tahun 1826, kemudian berubah bentuk atasnya pada zaman Jepang, lalu di zaman Kemerdekaan, perubahan itu tak bisa kita lupakan begitu saja, bahwa setiap periode Pemerintahan pada waktu itu membawa sejarah sendiri.
Pada zaman Jepang juga meninggalkan sejarah, berupa lubang Jepang yang dibuat sebagai basis pertahanan, pada tempat lubang Jepang ini banyak lubang-lubang yang dibuat Jepang.
Kota Bukittinggi dengan kesejarahan yang dimilikinya dari waktu ke waktu merupakan rangkaian pusaka (heritage) yang menjadi daya tarik yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Dengan banyaknya benda cagar budaya di Kota Bukittinggi, memang patut dijadikan sebagai kota pusaka, di samping peninggalan benda cagar budaya tersebut, juga unik dengan sepuluh periode Pemerintahan yang meninggalkan sejarah. Begitu juga dengan janjang (tangga) yang begitu unik ada sekitar tujuh belas janjang, dibandingkan dengan Kota atau Kabupaten lain, mungkin tidak ada memiliki janjang sebanyak ini.
Sudah selayaknya potensi yang sudah ada kita gali lagi akan dijadikan sebagian dari destinasi Kota Bukittinggi sebagai daya tarik pariwisata, dengan banyaknya benda cagar budaya peninggalan sejarah, bukan saja Kota Bukittinggi menjadikan Kota Pusaka, bahkan dunia juga menginginkan Kota Bukittinggi sebagai Kota Pusaka (heritage). Imbuh Melfi Abra.
Ditempat yang sama, kepala bidang promosi pariwisata dan kebudayaan Kota Bukittinggi, Emil Anwar, menjelaskan Kota Bukittinggi adalah salah satu destinasi unggulan di Provinsi Sumatera Barat, banyak beberapa potensi yang perlu dikembangkan, salah satunya adalah peninggalan sejarah dan juga peninggalan-peninggalan benda cagar budaya yang bisa menjadi daya tarik wisatawan sebagai promosi wisata di Kota Bukittinggi, diantaranya Rumah Bung Hatta, Benteng Vor de Kock, lubang Jepang, Jam Gadang, Ngarai Sianok, dan lainnya yang terdapat di Kota Bukittinggi.
Selain itu tak lepas pula dari budaya kearifan lokal yang perlu dilestarikan, dan ini bisa juga salah satu materi informasi pendidikan dan pembelajaran sejarah bagi pelajar untuk pengetahuan bagi generasi penerus, yang artinya mengetahui sejarah benda cagar budaya peninggalan di jaman dahulu.
Sementara itu kepala bidang budaya, Ridwan, mengatakan untuk bangunan peninggalan-peninggalan sejarah, boleh dibangun atau revitalisasi, tapi tidak boleh menghilangkan bentuk aslinya. Mengenai benda-benda cagar budaya di Kota Bukittinggi sudah dibuat SK dengan Peraturan Wali Kota (Perwako) yang terdapat di 3 Kecamatan, untuk Perdanya sendiri sedang disusun untuk diterapkan.
Selanjutnya benda cagar budaya yang terdata ada kurang lebih 42 buah, yaitu Jam Gadang, Panorama, Lubang Jepang, dan lainnya. Benda cagar budaya seperti hotel sentrum yang akan dipugar, pekerjaannya akan diawasi Pemerintah Daerah. Sedangkan untuk biaya-biaya perawatan benda cagar budaya yang telah didata, memakai anggaran Pendapatan Belanja Daerah (PAD), sedangkan yang belum didata akan diajukan ke Pemerintah Daerah. (Iwin SB)
Share this Article