Fauzi Azim Puluhan Tahun Merawat Aset Benda Cagar Budaya

Sabtu, 06 November 2021 : November 06, 2021
Bukittinggi - Jam gadang salah satu benda cagar budaya di Kota Bukittinggi peninggalan sejarah, yang ada sejak tahun 1926. Tinggi bangunan ini 26 meter dari permukaan tanah, dan terdapat 4 buah jam dengan diameter masing-masing 80 cm pada jam gadang. Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam-Belanda.
Mesin jam ini yang digerakkan secara mekanik, terlindung dalam sebuah kotak kaca. Roda-roda besar dan kecil saling terhubung membentuk mesin yang disangga oleh plat besi dan tiang kayu. Gerakan mesin di lantai tiga terhubung dengan mesin lain yang lebih kecil di lantai empat yang berlantai kayu.
Hal ini disampaikan Fauzi Azim pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bukittinggi bagian museum dan purbakala (30/1/2016), bekerja puluhan tahun sebagai penjaga dan merawat benda cagar budaya berupa peralatan mesin jam gadang.
Selajutnya dia menjelaskan karena uniknya mesin jam ini, tidak ada montir yang bisa memperbaiki. “Jadi kalau rusak atau macet, kami perbaiki sendiri,” saat gempa tahun 2007. Bandul jam sempat patah dan harus diganti,” ucap Fauzi.
Pada bulan Maret tahun 2015 ini dilakukan perbaikan (service) jam gadang yang pengerjaannya dilaksanakan selama dua hari, service ini dikerjakan secara berkala setiap empat bulan, service terakhir dilakukan pada bulan bulan Desember tahun 2014.
Perbaikan ini merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan jam gadang, dilakukan selama tiga hari dan dikerjakan oleh Fauzi Azim bersama tiga rekannya. Selama perbaikan dilakukan, Jam Gadang untuk sementara dimatikan selama setengah hari. Mesin Jam Gadang dimatikan hanya apabila onderdil Jam Gadang yang diperbaiki, namun apabila hanya dilakukan pencucian mesin maka Jam Gadang dapat terus beroperasi.
Pekerjaan perbaikan dilakukan sekali empat bulan, kalau ada onderdil yang ditukar maka itu dibuatkan di Kota Bukittinggi, dengan minta tolong ke bengkel las. Terakhir salah satu komponen di tukar tahun 2003. Sekitar 90 persen dari mesin-mesin jam gadang masih asli. Namun apabila dilakukan pencucian mesin jam gadang maka mesin tidak dimatikan, mesin dimatikan hanya ketika onderdil yang disentuh.
a bekerja mempunyai motto yaitu “usia boleh tua, tapi kota tetap remaja”, sayangnya dibalik ketekunannya bekerja, Pemerintah Daerah sepertinya kurang memperhatikan, seharusnya dia ini mendapatkan penghargaan atau reward, karena dalam selama bekerja tidak sama sekali mengambil cuti. (Iwin SB)
Share this Article